PELUPA [ Lalian ; bahasa jawa ]
Beberapa hari yang lalu saya membaca beberapa artikel disalah satu situs internet yang membahas mengenai penyakit mematikan. Penyakit ini sangat menghantui saya setiap hari, karena sudah menjadi kebiasaan yang menyatu dalam diri saya. Penyakit yang dimaksud adalah LUPA. saya tertarik membaca tips tersebut karena jujur, memang saya adalah orang yang mudah lupa. Dan parahnya, Saya baru menyadari beberapa bulan belakangan ini. Dulunya sudah menjadi karakter tersendiri. Rekan dan teman - teman Saya sudah tahu dan paham bahwa saya adalah tipikal orang seperti apa. ya .. jawabannya adalah Saya orang yang mudah LUPA.
Setelah saya baca, masalah yang diangkat mirip sekali dengan yang saya alami. hanya saja tips yang disajikan kurang mengena bagi saya. karena sebagian besar mereka mengatakan bahwa "jika kita mudah lupa, maka kita harus mencatatnya kedalam suatu media atau alat untuk membantu mengingatkan kita". Media yang dimaksud bisa berupa notes, agenda, memo, reminder atau sejenisnya. Tips ini, bagi beberapa kalangan mungkin bisa berhasil, tapi tidak bagi saya. karena saya sudah mencobanya, dan itu tidak bekerja dengan baik. walaupun satu atau dua kali it woks, tapi beberapa hari kemudian kebal lagi.
Penyakit ini semakin menyiksa saya. Saking parahnya sampai saya pernah mengalami beberapa kali revisi pekerjaan di setiap jobdesk yang harus saya selesaikan sesuai deadline. Akhirnya banyak yang molor dan semua menjadi berantakan. Hanya karena saya lupa. dan itu membuat bos sering memarahi saya. tapi, itu membuat saya menyadari akan keberadaan penyakit yang sedang saya derita ini. sangat menyedihkan sekali dan juga sangat membuat saya frustasi .. " Ada ada dengan utek [ otak ] saya? kenapa saya jadi seperti ini? "
Akhirnya saya sharing dengan ibu saya sendiri. Beliau kebetulan seorang psikolog yang sudah cukup mempunyai nama dikota tempat tinggal saya tercinta, yaitu kota Jombang. haha .. [ bangga, iya harus donk. biar seru sedikit :P ]. Beliau berkomentar bahwa " Orang bisa Lupa adalah karena dia mempunyai banyak pikiran yang tidak ter-managemen dengan baik. Pikiran terlalu bercabang - cabang atau kemana - mana. Sehingga utek sudah penuh kapasitasnya. Padahal kalau dipikir pikir kapasitas dari memory manusia itu tidak terbatas. Bisa dibayangkan saja kalau kita membandingkan apa yang kita pikirkan dengan apa yang presiden pikirkan. Banyakan mana tuch? hehe ... padahal sama - sama manusianya.
Ibu saya mengatakan bahwa, terlalu banyak pikiran yang tidak terkontrol dan tertata dengan baik akan membawa dampak terhadap emosi. Dan apabila itu berkelanjutan, maka yang terjadi kita akan mengalami stress. Nah, kemudian beliau menyarankan agar sebelum mengerjakan sesuatu sebaiknya harus dilakukan persiapan yang baik. Ada beberapa hal yang saya sudah coba praktekkan dan berhasil. Diantaranya adalah :
1. Diam sesaat
1. Diam sesaat
sebenarnya tindakan yang saya lakukan adalah mengambil napas panjang dan berharap bahwa apa yang akan saya kerjakan ini bisa tertata dengan baik. Dengan kata lain mungkin melakukan meditasi atau rileks. Ini berfungsi untuk mengatur pikiran-pikiran semrawut [ berantakan ] dan menjernihkannya kembali. Tidak perlu lama-lama. 1-2 menit cukup.
2. Merubah komposisi
ini berkaitan dengan mengubah kebiasaan atau behaviour. Yang biasanya kita kalau meletakkan sesuatu misalkan pensil atau benda2 kecil yang lain, semaunya sendiri. Nah, kali ini kudu dikembalikan lagi ketempatnya. Saat kita mengeluarkan laptop dari tas, mungkin nanti saat memasukkan laptop kita lupa tidak memasukkan charger. akhirnya saat mau pake lagi charger lupa tidak kebawa. Kita bisa merubah susunannya ketika akan memasukkan laptop, urutannya harus diganti. Jika sebelumnya charger laptop paling terakhir, diganti menjadi paling duluan. Kalau dalam dunia kerja misalnya kita lupa tidak mencantumkan alamat kantor, lupa tidak memasang kop surat, lupa tidak men-cc setiap email yang kita kirim kepada bos dsb. Rubah itu semua menjadi urutan yang pertama. Jadi, tempatkan sesuatu yang memiliki potensi kelupaannya paling besar di urutan terdepan
3. Hindari menunda
Ibarat membikin masakan yang sudah jelas2 enak disantap saat hangat kita malah menunda untuk segera memakannya. Akibatnya makanan itu akan keburu anyep [ dingin ], dan akan mempengaruhi selera makan. Makin sering menunda maka potensi untuk melupakan hal yang harusnya bisa dikerjakan saat itu juga akan semakin tinggi. kita sendiri yang nantinya akan kerepotan karenanya.
Sepertinya baru segitu saja yang bisa saya share berdasarkan pengalaman pribadi. Sekiranya rekan - rekan mempunyai tips yang mendukung mengenai mengatasi lupa ini .. silahkan post dikoment sehingga topik mengenai masalah ini bisa update yang nantinya diharapkan membawa penyempurnaan dan manfaat bagi semua.
wah, tutorial yang bagus mas :)
Anonymous
February 6, 2010 at 10:23 AMpelupa sebenernya juga bisa disebabkan karena MALAS. orang kalo menganggap apa yg didengarnya tidak penting akan cenderung malas mengingat dan karenanya jadi LUPA...
jadi, yaaaa.... harus mau belajar menyimak, bahkan hal terkecil sekalipun...supaya ga lupaan alias pikun hehehe
blog yg bagus mas :-)
Anonymous
February 15, 2010 at 2:51 PM